Selasa, 29 April 2014

OBJEK WISATA COBAN RONDO DI KABUPATEN MALANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
         Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukann kegiatan yang mengahasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konveksi, keagamaan, dan keperluan usaha, dan lain sebagainya. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa dan sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat (http://www.budpar.go.id).
            Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulauyang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di BunakenGunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. 
            Candi Prambanan dan BorobudurTorajaYogyakartaMinangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayangkerisbatik dan angklung. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah BaliJawa BaratJawa TengahJawa TimurDKI JakartaSumatera Utara, LampungSulawesi SelatanSumatera SelatanBanten dan Sumatera BaratSekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama di susul RRC, Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis dan Jerman.
        Kabupaten Malang adalah salah satu kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Malang terdapat objek wisata yang sangat indah, baik dalam segi objek wisata alam, objek wisata budaya, objek wisata religi, objek wisata industri dan objek wisata sejarah. Adapun objek wisatanya meliputi: Pantai Balekambang, Coban Pelangi, Coban Rondo, Kendedes, Candi Jago, Karangkates, Candi Kidal, Gunung Bromo, Gunung Kawi, Pantai Ngliyep, Gunung Semeru, Pantai Sendangbiru, Candi Singosari, Candi Sumberawan, Poncokusumo, Pemandian Wendit, Kebun Teh Wonosari, Butik Andis Batik Sutra Druju, Istana Bordir, Pakis, Padhepokan Seni Asmoro Bangun (http://www.malangkab.go.id).
            Dari kesemua objek wisata di atas, peneliti meneliti objek wisata alam yakni Coban Rondo. Coban Rondo adalah suatu objek Wisata Air Terjun yang indah dan terletak di lereng Gunung Panderman Resor yaitu di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon (sekitar 32km jauhnya ke Barat dari Kabupaten Malang). Termasuk kategori salah satu Tempat Wisata daya tarik kota Kabupaten Malang. Air terjun Coban Rondo memiliki ketinggian sekitar 84m. Secara geografis Air Terjun ini berada pada ketinggian 1.135 diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 220c. Pada musim penghujan debit atau jatuhnya air pada Air Terjun ini mencapai hingga 150 liter per-detik, sedangkan pada musim kemarau hanya 90 liter per-detik. Konon sejarah nama Coban Rondo diambil dari kisah tentang Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.

Gambar 1. Objek wisata alam Coban Rondo yang berada di Desa Pandesari, Kec. Pujon, Kab. Malang 65391, Provinsi Jawa Timur.
(Foto: Erizal Barnawi, 29 September 2013).

            Kisah dibalik Air Terjun Coban Rondo, bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungakan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suaminya, namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
            Ketika ditengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan  Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan kepada para pembantunya atau juga disebut punokawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dan  Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan COBAN RONDO. Konon batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasib.
            Gemuruh suara benturan air dengan batu cadas di bawahnya menambah sensasi semburan air terjun yang terasa seakan mengguyur sekujur tubuh. Berada di lokasi yang agak berjauhan dengan lokasi jatuhnya air pun akan tetap bisa merasakan sensasi ini. Bedanya, suara gemuruh itu hanya terdengar agak lirih. Objek wisata ini pertamakali dibangun pada 1980 dan merupakan bagian dari wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), Perum Perhutani Malang. Jika ingin mencapai air terjun, Anda harus berjalan kaki sekitar dua kilometer dari loket pembelian karcis. Perjalanan akan tidak terasa berat karena rimbunnya pepohonan hijau yang akan melindungi pengunjung dari sengatan sinar matahari dan memberi banyak oksigen untuk paru-paru. Selain untuk tujuan wisata, air terjun Coban Rondo juga digunakan untuk pengelolaan air minum melalui PDAM untuk masyarakat Kecamatan Pujon. Selain wisata air terjun, wana wisata Coban Rondo juga sering menjadi tempat berkemah. Pengelolaan Coban Rondo dikelola oleh PT. PERHUTANI ALAM WISATA, Unit Kerja Wana Wisata Coban Rondo beralamat di Desa Pandesari, Kec. Pujon, Kab. Malang 65391, Provinsi Jawa Timur, Telepon/Fax : (0341) 5025147, email: marketing@cobanrondo.co.id.
             PT. Perhutani Alam Wisata dalam mengelola objek wisata Coban Rondo memiliki Visi yakni Menjadikan PT. Perhutani Alam Wisata (PT. Palawi) sebagai perusahaan pariwisata unggulan yang peduli terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan dikelola secara profesional. Selian itu, PT. Palawi memiliki Misi yakni (1) Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan memberikan jasa pelayanan yang bermutu tinggi dan profesional; (2) Melestarikan dan meningkatkan Sumber Daya Alam Wisata dan lingkungan; (3) Memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pengembangan wisata alam.
            Fasilitas yang ditawarkan objek wisata alam Coban Rondo seperti arena berkamping (camping ground), jogging track, tempat pemancingan, penginapan, lintas sepeda gunung dan persemaian tanaman hutan. Bagi pengunjung tetap ekstra hati-hati di kala hujan baik menggunakan kendaraan pribadi maupun sewa, tidak perlu kecepatan tinggi, santai dan penuh hati-hati. Rute perjalanan yang bisa ditempuh dari kota Surabaya adalah Surabaya-Kab.Malang-Landungsari-Pujon (turun di depan patung sapi yang merupakan pintu gerbang ke Coban Rondo). Tidak hanya air terjun saja yang ada di obyek wana wisata ini. objek wisata alam ini juga dapat melihat panorama keindahan kota Batu, aneka tanaman toga, aneka satwa serta ada fasilitas tempat penginapan (wisma) bagi pengunjung.

B. Rumusan Masalah
            Dari penjelasan dan permasalah yang diuraikan di atas, penulis berpikir suatu objek wisata alam kalau hanya memiliki program yang diperuntukan untuk wisata saja, maka penunjung bakal mendapat suatu titik kebosanan. Maka dari itu, penulis berpikir akan memberikan suatu perencanaan, dalam objek wisata Coban Rondo, yang nantinya akan menambah banyak minat pengunjung untuk datang dan mendapatkan profit oriented yang maksimal bagi pengelola objek wisata tersebut.
            Adapun masalah yang menjadi fokus peneliti dan untuk memudahkan dalam mengkaji data di lapangan adalah sebagai berikut.
1. Apa saja kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di objek wisata Coban Rondo (analisis SWOT).
2. Rencana (Planning), Pelaksanaan (Doing), Operasional (Operasional), pengontroloan (Kontroling), dalam program kedepan di objek wisata alam Coban Rondo yang ingin di berikan oleh peneliti.

C. Metode Penelitian
            Berbagai macam metode dapat dipergunakan dalam rangka menyusun suatu bentuk karya tulis. Adapun metode tersebut harus disesuaikan dengan rancangan penelitian yang digunakan, dengan memperhatikan berbagai hal misalnya: tujuan penelitian, sifat masalah yang akan digarap, serta berbagai macam alternatif lain yang berkaitan dengan objek yang mungkin dipergunakan.[1] Penelitian ini akan mendeskripsikan objek wisata alam yaitu Coban Rondo yang terdapat di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Kode Pos 65391, Provinsi Jawa Timur. Dalam penelitian penulis melakukan studi literatur dan pencarian data di situs-situs atau web-web melalui media internet yang khusus mencari informasi dan data wana wisata alam Coban Rondo.

D. Tujuan dan Manfaat
1.    Mengenal dan mempromosikan objek wisata alam yang ada di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
2.    Mencari apa saja yang telah terdapat program wisatanya di objek Coban Rondo.
3.    Mencari kekuatan, kelemahan, kemungkinan dan ancaman yang ada di objek wisata alam Coban Rondo.
4.    Memberikan suatu rencana agar makin meningkat pendapatan di obek wisata Coban Rondo.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis SWOT
            Suatu objek wisata alam tidak menutup kemungkinan untuk terjadi suatu kelemahan dan kekurangan. Maka dari itu peneliti mengunakan teori yang di gunakan oleh Albert Humphrey tentang analisi SWOT, untuk menganalisis kekurang, kelebihan, kemungkian, serta ancama dalam suatu objek. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
            Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis SWOT)Manfaat analisa SWOT yaitu diketahuinya faktor pendukung dan penghambat objek, pemahaman terhadap kondisi objek lebih baik, perencanaan tindakan jadi lebih mudah dan tepat sasaran.
            Dari keterangan di atas, penulis mencoba mencari apa saja kekuatan, kelemahan, kemungkinan, dan ancaman dari objek wisata alam Coban Rondo. Yaitu sebagai berikut.
1. Kekuatan (strengths).
            Pertama kali penulis mencari kekuatan dari objek wisata alam Coban Rondo, dan salah satunya media internet yang  dilakukan oleh PT. Perhutani sebagai promosi. Di bawah ini keterangan informasi apabila para pengunjung ingin berekreasi di wana wisata Coba Rondo paket programnya sebagai berikut.
Nama Program
Price
Min Pax
Durasi
   Program Umum
 Outbound 3 Hari
1.000.000
30
3hr2mlm
 Outbound 2 Hari
550.000
30
2hr1mlm
 Outbound Team Building
150.000
30
6 jam
 Outbound Gathering
100.000
30
4 jam
 Outbound Pelajar
100.000
30
6 jam
   Program Anak
 Outbound Kid/CARE
100.000
30
4 jam
 Sahabat Desa
100.000
30
3 jam
 Sahabat Petani
75.000
30
3 jam
 Sahabat Peternak
75.000
30
3 jam
 PLH
65.000
30
4 jam
 Toga
50.000
30
3 jam
  Program Kemandirian & Keluarga
 Petik Apel
25.000
20
1 jam
   Program Petualangan
 Paragliding
375.000
1
1 jam
 Airsoft Gun
150.000
20
2 jam
 PaintBall
150.000
20
2 – 3 jam
 Rafting
175.000
5
2,5 jam
 Jungle Trekking
75.000
30
3 jam
 Wet Trekking
85.000
30
3 jam
Tabel 1. Nama Kegiatan yang bisa di sewa dengan harga dan waktu yang telah di sediakan oleh pengelola di objek wisata alam Coban Rondo.

            Definisi kekuatan (strengths) adalah setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari dalam objek yang memungkinkan objek tersebut dapat terus tumbuh, berkembang, atau mencapai kondisi yang lebih baik. Dari penjelasan tersebut kekuatan (strengths) yang dimiliki oleh objek wisata alam Coban Rondo yaitu meliputi:

a. Taman Labirin.

Gambar 2. Taman Labirin di lokasi wana wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Labirin (maze) adalah permainan yang sudah tidak asing di telinga kita. Labirin adalah jaringan jalan yang rumit dan berliku-liku. Sejak zaman dahulu, labirin telah digunakan dalam berbagai kepentingan, mulai dari proteksi keamanan hingga hiburan. Pada umumnya, labirin dibuat untuk tujuan hiburan. Dalam kehidupa nyata, labirin dapat ditemukan pada susunan jalan kecil atau gang-gang di kawasan perumahan. Sangat sulit bila seseorang yang asing dengan daerah tersebut untuk mencari jalan. Bila seseorang mengetahui metode untuk keluar dari sebuah labirin, maka mereka dapat dengan mudah mengatasi kesulitan yang dirasakan. Ada berbagai jenis metode pencarian jalan keluar untuk masalah labirin ini. Salah satu metode pencari jalan keluar yang sedehana adalah metode wall follower. Metode ini juga dikenal dengan aturan tangan kanan (right-hand rule) atau aturan tangan kiri (left-hand rule). Metode ini merupakan kombinasi dari algoritma runut-balik (backtracking) dan algoritma greedy. Metode ini akan mencari jalan sesuai dengan dinding labirin, baik itu ke kiri maupun ke kanan.
            Labirin atau maze adalah sebuah puzzle dalam bentuk percabangan jalan yang kompleks dan memliki banyak jalan buntu. Tujuan permainan ini adalah pemain harus menemukan jalan keluar dari sebuah pintu masuk ke satu atau lebih pintu keluar. Bisa juga kondisi pemain menang yaitu ketika dia mencapai suatu titik di dalam labirin tersebut.

b. Paralayang (paragliding).
Gambar 3. Paralayang di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Paralayang (bahasa Inggris: paragliding) adalah olahraga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Induk organisasinya adalah PLGI (Persatuan Layang Gantung Indonsia), sedangkan PLGI sendiri dibawah naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia).
            Olahraga paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam yaitu, angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin, hanya semata-mata memanfaatkan angin.

c. Outbound.
Gambar 4. Outbound di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Outbound adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka (Outdoor) dengan melakukan beberapa simulasi permainan (Outbound Games) baik secara individu maupun perkelompok. Istilah Outbound berasal dari kata Outward Bound. Outbound adalah sebuah ide pendidikan inovatif yang dikreasikan oleh Kurt Hahn (http://gooutbound.com).

d. Rafting (arum jeram).
Gambar 5. Rafting di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Arung jeram adalah suatu aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/riam, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram/riam yaitu sarana/alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi. Jadi dengan demikian kita dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram (White Water Rafting) merupakan olah raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.          
            Arun Jeram diperuntukan untuk program refreshing dengan bermain di air, yang bisa digunakan untuk meningkatkan nilai kebersamaan dalam group dan nilai-nilai kekeluargaan. Selain itu, menambah semangat dalam kebersamaan dan kekompakkan.

e. Trekking On Bike.
Gambar 6. Trekking On Bike di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Suatu program yang di dedikasi untuk pecinta sepeda gunung. Karena wana wisata Coban Rondo menyediakan area bersepeda ria. Sepeda gunung atau (All Terrain Bike/ATB) adalah sepeda yang digunakan dalam medan yang berat. Pertama kali diperkenalan pada tahun 1970, oleh pemakai sepeda di perbukitan San Fransisco.
            Sejak saat itu dunia mengenal sepeda gunung ini. Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (Carbon Fiber Reinforced Plastic) dan menggunakan shock breaker (peredam goncangan). Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-30 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3 x 10 = 30 tingkat kecepatan yang berbeda.

f. Tasung (Wet Trekking).
Gambar 7.  Tasung (Wet Trekking) di objek wisata Coban Rondo.
(Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Salah satu program Trekking yang ditawari oleh PT. Palawi di kemas dengan konsep penelusuran sungai yang jernih dan menantang. Airnyapun dari aliran air terjun Coban Rondo.

g. Jungle Trekking.
Gambar 8. Jungle Trekking di objek wisata Coban Rondo.
 (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Menyibak rerimbunan hutan yang asri dan alami sambil berolah raga. Salah satu alternatif sarana refreshing plus yang bermanfaat bagi individu maupun kelompok yang ditawarkan oleh wana wisata Coban Rondo. Rute perjalanan pun sudah di buat oleh pengelola.

h. Kemah Plus.
Gambar 8. Kemah Plus di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Objek wisata alam Coban Rondo selain air terjun, menyediakan juga lahan untuk perkemahan bagi para pengunjung. Karena lahan yang luas maka program yang di berikan salah satunya yakni berkemah yang di peruntukan untuk keluarga maupun komunitas.

i. Volly Ball.
Gambar 8. Volly Ball di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Olahraga bola voli yang di tawarkan untuk pengunjung wana wisata Coban Rondo. Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. Olahraga Bola Voli dinaungi FIVB (Federation Internationale de Volleyball)[1] sebagai induk organisasi internasional, sedangkan di Indonesia di naungi oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia).

j. Satwa dan Kebun.
Gambar 9. Satwa dan Kebun di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Selain taman wisata air terjun, lokasi Coban Rondo juga dilengkapi dengan kebun dan satwa yang di pelihara disina. Binatang atau hewanya meliputi, gajah, rusa, burung, dan lain sebagainya.

k. Hotel and accomodation Drupal theme.
Gambar 10. Hotel di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

            Secara definitif, pengertian hotel adalah suatu jenis bangunan yang dirancang khusus sebagai tempat yang menyediakan jasa pelayanan penginapan, penyediaan makanan dan juga minuman, serta tidak ketinggalan fasilitas-fasilitas yang lainnya. Tentu saja semua hal tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Masyrakat umum yang dimaksud adalah orang yang menginanp dan menjadi tamu hotel tertentu tersebut atau bisa jadi hanya mendatangi untuk sebuah acara. Tapi kalau hotel yang berada di wana wisata Coban Rondo ini di peruntukan untuk para wisatawan yang ingin menginap di lokasi wisata alam Coban Rondo ini.

l. Rumah makan dan cemilan hangat.
Gambar 11. Rumah makan dan cemilan hangat di objek wisata Coban Rondo. (Foto: Dokumen http://cobanrondo.co.id, 8 Oktober 2013).

2). Kelemahan (weaknesses).
            Kelemahan (weaknesses) adalah faktor/kondisi negatif yang berasal dari dalam objek yang memungkinkan objek tersebut mengalami kehancuran, kekalahan, degradasi atau penurunan keadaan. Dari wana wisata alam Coban Rondo setelah melalui pengamatan langsung di objek lokasi kelemahan (weaknesses) yaitu:

a. Hewan Monyet.

Gambar 12.  Kera yang ada di objek wisata alam Coban Rondo.
(Foto: Erizal Barnawi, 29 September 2013).
            Monyet atau kera yg bulunya berwarna keabu-abuan dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu, begitu juga telapak tangan dan telapak kakinya, dan memiliki nama latin Macacus synomolgus. Hewan monyet ini di objek wisata Coban Rondo sangat sekali mengganggu, karena hewan tersebut tidak segan atau takut apabila pengunjung membawa makan maka secara langsung mereka merampas dan memaksa meminta dengan ancaman yang dilakukan kera tersebut.

b. Papan Informasi.
Gambar 12.  Kera yang ada di objek wisata alam Coban Rondo.
(Foto: Erizal Barnawi, 29 September 2013).

            Papan informasi yang ada di wana wisata alam adalah salah satu upaya agar para pengunjung mengerti apa tanda yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan di objek wisata Coban Rondo. Selain tiu juga suatu pemberian informasi agar para pengunjung mengerti akan bahayanya di objek wisata tersebut.
            Akan tetapi, yang di temui oleh peneliti objek wisata alam Coban Rondo tidak banyak di jumpai papan informasi hanya di beberapa tempat dan itupun tidak seberapa strategis.

c. Toilet.
Gambar 13.  Toilet.
(Foto: Dokumen lazypalace.com/toilet-signs, 29 September 2013).

            Toilet atau Kloset atau WC (water closet) adalah perlengkapan rumah yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran, yaitu air seni dan feses. Istilah toilet maupun WC dapat digunakan untuk mengacu pada perlengkapan tersebut maupun ruangan tempat perlengkapan tersebut berada. Istilah kamar kecil biasanya digunakan dalam bahasa Indonesia untuk memperhalus penyebutan tempat tersebut.
            Akan tetapi, yang dijumpai oleh peneliti di Coban Rondo kamar kecilnya tidak banyak hanya terdapat dua. Sedangkan pengunjung seharinya mencapai 100 orang dan bahkan lebih sangat sekali kurang terpuaskan dengan servis yang di berikan oleh objek wisata alam Coban Rondo tersebut.

d. Lahan Parkir.
            Lahan parkir yang terdapat di Coban Rondo juga tidak maksimal, karena para pengunjung yang hadir begitu banyak maka sering terjadi antrian di pintu masuk pembelian tiket. Selain dari pada itu, parkir dalam tempat wisata alam seharusnya bisa menampung lebih 1000 kendaraan beroda dua dan 500 kendaraan beroda empat. Akan tetapi yang di temui di lapangan, objek wisata alam Coban Rondo hanya bisa menampung lebih kurang 200 kendaraan baik itu roda empat maupun roda dua.

3). Peluang (opportunities).
          Peluang (opportunities) adalah faktor/kondisi positif yang berasal dari luar objek yang memungkinkan objek tersebut mengalami kemajuan, perkembangan, atau pencapaian kondisi yang lebih baik. Peluang (opportunities) untuk dijadikan makin banyaknya wisatawan datang yaitu dengan mengelola.

a. Parkir.
            Parkir yang berada di area Coban Rondo apabila dikelola dan diperluas maka makin banyak pengunjung yang datang, karena fasilitas yang diberikan sangat memadai dan mendukung dalam berekreasi.

b. Toilet.
            Toilet yang berada tidak jauh dari objek air terjun Coban Rondo apabila di perbanyak maka pengunjung sangat terpuaskan, karena setelah mereka bermain air dan kotor-kotoran maka mereka bergegas ke kamar kecil. Jadi, harus di perbanyak toiletnya.

c. Papan Informasi.
            Papan Informasi yang tidak strategis serta tidak banyak, sangat perlu di tambah agar supaya para pengunjung mengerti akan adanya informasi yang baik atau buruk bagi para pengunjung.

d. Monyet.
            Hewan monyet yang berada tidak jauh juga dari air terjun wajib di kelola dengan baik. Dengan kata lain, hewan tersebut diberikan ruang khusus agar para pengunjung tidak tergangu. Selain itu, para pengunjung juga diberikan jalan khusus ke arah air terjun agar tidak terganggu oleh hewan monyet tersebut. Karena jalur tempuh pengunjung ke objek air terjun terbuka dan mudah sekali berinteraksi dengan monyet.

e. Pemandu Wisata.
            Suatu objek wisata baik alam, budaya, dan sejarah haruslah memiliki suatu pemadu wisata. Agar para pengunjung bisa terpuaskan datang ke objek wisata tersebut dan bisa kembali lagi karena servisnya baik. Selain dari pada itu, memberikan pelayanan pemandu wisata, agar semakin menambah servis pengunjung.

4). Ancaman (threats).
            Ancaman (threats) adalah faktor/kondisi negatif yang berasal dari luar objek yang dapat mengakibatkan objek tersebut mengalami kehancuran, kemunduran, atau jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Ancaman (threats) yang terjadi pada wana wisata Coban Rondo yaitu meliputi:
a. Berkurangnya pengunjung akibat servis yang kurang memuaskan seperti kurang tersedianya toilet, parkir, dan pemandu wisata.
b. PT. Perhutani Alam Wisata yang mengelola jadi pemerintah daerah dalam hal ini pendapatan pajak daerah menjadi berkurang, padahal pada objek wisata alam, sangat membantu penjapatan pajak daerah yang dampaknya nanti akan membantu pembangunan daerah setempat. Akibat PT. Palawi yang mengelola maka dana yang harusnya masuk ke pemda Malang menjadi kecil.

B. Metode PDOC (Planning, Doing, Operasional, Controling).
            Metode PDOC adalah metode yang digunakan dalam mengelola suatu objek pariwisata. Tujuan metode PDOC yaitu menjadikan objek tersebut menjadi tambah baik, berkembang, dan maju serta mendapat profit oriented yang tinggi. Metode PDOC dalam hal ini dilakukan di objek wisata alam Coban Rondo yang berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Metode PDOC suatu istilah yang diberikan DR. Aris Wahyudi, M.Hum. ke mahasiswa yang mengampu mata kuliah Prinsi-Prinsip Pariwisata di kampus Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Teori ini bermaksud agar mempermudah merancang dan memprogram suatu objek wisata alam, budaya, dan sejarah.
            Dari keterangan di atas, maka dari itu penulis memberikan suatu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Doing), pengawasan (Operasional), dan pengontrolan (Controlling) terhadap objek wisata alam Coban Rondo. Yaitu sebagai berikut. 
1). Planning (perencanaan)
            Menurut Daniel J. Stynes ​​dan Cynthia O'Halloran Perencanaan pariwisata berorientasi pada tujuan, berusaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan pencocokan sumber daya yang tersedia serta program dengan kebutuhan dan keinginan orang (pengunjung). Planning yang akan direncanakan oleh peneliti pada objek wisata alam Coban Rondo yaitu meliputi: 1) entertainment (hiburan, pertunjukan); 2) memperbanyak papan informasi; 3) melebarkan ruang parkir; 4) memberi ruang jalan untuk mengunjungi air terjun; 5) memperbanyak toilet; 6) memberikan pemandu yang “ramah”; 7) mendesain tata ruang Coban Rondo dengan muatan lokas setempat.
            Dari kesemuaan planning di atas, peneliti lebih menekankan ke perencanaan pembuatan tempat hiburan yang berbentuk sebuah pertunjukan di objek wisata Coban Rondo. Berhubung di objek wisata air terjun ini belum ada hiburan yang berbentuk pertunjukan kesenian, maka peneliti berencana melakukan pembuatan panggung pertunjukan terbuka (panggung terbuka).
            Nantinya pada panggung terbuka ini menjadi pusat kesenian di Kabupaten Malang, karena di panggung kesenian ini para seniman tradisi dan lokal bisa mengisi dan memberi sajian baik dari pertunjukan musik, tari, bahkan wayang kulit dan ketoprak. Di objek wisata ini juga para pengunjung tidak hanya berekreasi di alam, melainkan dapat menikmati sajian dan repertoar dari para seniman lokal setempat yang menyajikan pentasan kesenian. Panggung kesenian (panggung terbuka) ini memiliki kelemahan yaitu pada cuaca atau iklim. Berhubung di Kabupaten Malang sering terjadi hujan, maka penulis berencana melakukan perencanaan pada panggung kesenian ini di atas panggung terbuka di berikan tutup yang bisa buka tutup, agar agenda-agenda bisa berjalan dengan lancar. Akan tetapi, kesemuan perencanaan yang di rencanakan oleh peneliti di atas, akan dilakukan semua. Mengingat kebutuhan pengunjung harus di pentingkan karena agar berdampak servis pengunjung menjadi dapat terpuaskan.
Gambar 14. Panggung terbuka.
(Foto:http://www.sungaikuantan.com/2010/02/taman-budaya-riau.html).

            Analisis SWOT di panggung terbuka meliputi kekuatan: 1). mencapai jumlah pengunjung semakin banyak; 2) servis; 3) tampilan berbeda; 4) menambah penghasilan, memperdayakan masyarakat. Kelemahan: 1) banyak Sampah; 2) buaca dan iklim yang kurang bersahabat. Kemungkinan: 1) menjadikan ikon ternama Kab. Malang; 2) pemberdayaan masyarakat semakin meningkat; 3) memanfaat seniman lokal; 4) menjadikan tempat festival kesenian daerah. Ancaman: 1) hujan yang kurang bersahabat (musim penghujan); 2) Udara dingin di saat malam hari di perkirakan sampai 12° C.

2. Pelaksanaan (doing).        
            Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan. Pengertian Implementasi atau pelaksanaan menurut Westa (1985:17). Implementasi atau pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan.
            Pengertian Implementasi atau Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan yang dikemukakan oleh Abdullah (1987:5) bahwa Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetepkan semula.
            Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik  suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan. Kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang. Selain itu perlu adanya batasan waktu dan penentuan tata cara pelaksanaan. Berhasil tidaknya proses inplementasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang merupakan syarat terpenting berhasilnya suatu proses implementasi.
            Faktor-faktor tersebut meliputi 1). Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang disampaikan; 2). Resouces (sumber daya), dalam hal ini maliputi empat komponen yaitu   terpenuhinya lumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan; 3). Disposisi, Sikap dan komitmen daripada pelaksanaan terhadap program    khususnya dari mereka yang menjadi implemetasi program khususnya dari mereka yang menjadi implementer program; 4). Struktur birokrasi. Yaitu SOP (Standar Operating Procedures).yang mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian masalah-masalah akan memerlukan penanganan dan penyelesaian khusus tanpa pola yang baku.
            Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi antara factor yang satu dengan faktor yang lain. Selain itu dalam proses implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur yang penting dan mutlat menurut Abdullah (1987 : 398) meliputi: 1).  Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan; 2). Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program perubahan dan peningkatan; 3). Unsur pelaksana baik organisasi maupun perorangan yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan dari proses implementasi tersebut.
            Dari pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa pelaksana suatu program senantiasa melibatkan ketiga unsur tersebut. Di objek wisata Coban Rondo program pelaksanaan yang telah dilakukan dan menjadi servis di objek tersebut yaitu meliputi: 1) outbound; 2) outbound team building; 3) outbound gathering; 3) outbound pelajar; 4) outbound kid/care; 5) sabahat desa; 6) sahabat petani; 7) sahabat peternak; 8) PLH; 9) toga (tanaman obat keluarga); 10) petik apel; 11) air soft gun; 12) paint ball; 13) rafting; 14) jungle trekking; 15) wet trekking; 16) labirin; 17) bersepeda gunung.
            Pelaksanaan yang di lakukan oleh peneliti yaitu berkelanjutan dari planning yang akan di lakukan oleh peneti di objek wisata alam wana wisata Coban Rondo. Pelaksanaannya meliputi: 1) pembikin panggung hiburan yang berbentuk panggung terbuka; 2) memperlebar lahan parkir; 3) memperbanyak toilet; 4) memberi ruang jalan ke air terjun agar monyet yang mengganggu tidak bisa.

3. Pengoperasian (operasional).
            Pengoperasian (operasionalisasi) adalah suatu tahap melakukan kegiatan dan sering dilakukan setelah tahap perencanaan. Selain dari pada itu, pengoperasian suatu proses, cara, perbuatan mengoperasikan dan menjalankan suatu perencanaan yang direncanakan.
            Dari keterangan di atas penulis akan memberikan gambaran pengoperasian perencanaan yang telah di ungkapkan pada bagian Planning. Sebagai contoh proses pengoperasian panggung hiburan yang di gambar melalui tabel kegiatan di bawah ini yang meliputi jadwal pentas, kesenian yang di pentasakan, serta kegiatan yang di peruntukan ke masyarakat sebagai ajang hiburan dan semata-mata untuk mendapatkan profit oriented yang tinggi. Karena menambah daya tari di objek wisata alam Coban Rondo dan menambah pendapatan baik dari segi pengelola dan masyarakat sekitar objek wisata. Lokasinya dekat dengan objek wisata air terjun dan banyak masyarakat sekitar yang berjualan di sekitar area air terjun maka akan menambah pendapatan masyarakat tentunya.

NO
KEGIATAN
JADWAL
KETERANGAN
1
Kesenian: Tari Topeng Malangan
Senin dan Selasa
Hiburan
2
Kesenian: Tari Bedayan Malang
Rabu dan Kamis
Hiburan
3
Kesenian Kuda Lumping Dor
khas Malang
Minggu
Hiburan
4
Kesenian: Tari Beskalan
Jum’at dan Sabtu
Hiburan
Tabel 2. Agenda pementasan di panggung hiburan perencanaan di objek wisata Coban Rondo.
            
         Deskripsi kesenian tari Topeng Malangan, kesenian Tari Bedayan Malang, kesenian Kuda Lumping Dor khas Malang, kesenian Tari Beskalan sebagai berikut.
            Kesenian tari Beskalan merupakan utilitarian ucapan "selamat datang", utilitarian khas Kota Malang yang dipakai dalam, upacara penyambutan Tamu yang datang berkunjung Ke Kota Malang Beskalan Sendiri berasal bahasa dari kata "bakalan" yang artinya pertama atau ditempatkan dan bahasa dari Segala bentuk penghargaan terhadap tamu atau orangutan asing yang muncul secara spontan (http://www.malangkota.go.id/mlg_detail.php?own=seni&id=35).
            Kesenian tari Bedayan Malang sifat penggambaran dan sikap keterbukaan Masyarakat Kota Malang, yang diungkapkan penuh kesederhanaan dan lugas. Membuka diri, khususnya dalam, menerima tamu merupakan ritus tersendiri. Menghargai dan menghormati serta melayani tamu adalah bagian tidak cukup penting dalam, hubungan bermasyarakat. Hal nihil dilandasi pemahaman bahwa tamu adalah raja dan pasti membawa berkah (http://www.malangkota.go.id). 
            Kesenian tari Topeng Malangan Suami adalah bahasa dari hasil perpaduan antara Budaya Jawa Tengahan, Jawa Kulonan dan Jawa Timuran (Blambangan dan Osing), sehingga gerakan Tari Topeng Malangan Bahasa dari Suami mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik etnik Jawa. Tari Topeng Malangan inisial merupakan perlambang bagi sifat manusia, karenanya banyak model topeng yang menggambarkan situasi yang berbeda, menangis, sedih, malu dan sebagainya. (http://www.malangkota.go.id).
            Kawasan Malang Raya banyak sekali terdapat paguyuban kesenian kuda lumping yang hampir menyebar di setiap desa dan kecamatan. Selain jenis kuda lumping pegon, kini lagi terkenal kuda lumping dor. Jenis kuda lumping yang ini (Dor) terkenal dengan gaya bermainnya yang keras dengan atraksi seni tari yang lincah dan teatrical (biasa disebut solah). Salah satunya adalah paguyuban kesenian kuda lumping Anusopati dari desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Konon cerita, kuda lumping Anusopati ini merupakan kesenian peninggalan dari Kerajaan Singosari pada masa kepemimpinan Raja Anusopati.
            Buat sebagian anak muda sekarang, kesenian seperti ini mungkin tidak penting lagi. Namun itu beda dengan pendapat muda-mudi Malang yang sangat menyukai kesenian yang satu ini. Setiap kali ada pertunjukkan kuda lumping dor, banyak sekali dipenuhi dengan muda-mudi yang menyaksikannya. Selain sakral, alasan mereka menyukai kesenian ini adalah permainan keras yang memacu adrenalin. Ya, jenis kudalumping ini beda dengan jenis kuda lumping kebanyakan, karena di kesenian ini samasekali tidak ada atraksi makan beling atau atraksi kekebalan tubuh. Seni kalapan ditonjolkan disini dengan gerak khas yang lincah dan menarik serta atraksi kalapan yang keras dengan membawa caplokan (kayu balok yang menyerupai kepala hewan). Kalau melihat kuda lumping dor, penonton dilarang bersiul! Karena jika sang pemain yang kalap mendengar suara siulan, dia akan marah dan mengincar si pelaku lantas mengejarnya dengan membawa caplokan. Namum tetap aman, karena ada pemain lain yang mengawalnya hingga tidak sampai terjadi peristiwa pemukulan. Namun biarpun dilarang, banyak sekali penonton yang bersiul hingga menyebabkan suasana kalapan semakin magis dan keras.

4. Pengawasan (controlling).
            Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi. Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
            Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
            Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, meliputi: 1) penetapan standar pelaksanaan; 2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; 3) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; 4) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan 5) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
            Manfaat Pengawasan bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat berupa: 1) dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilakukan oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan; 2) dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya; 3) dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien; 4) dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan; 5) dapat mengetahui staf yang perlu diberikan.
            Dari keterangan diatas, pengawasan pada perencanan program di objek wisata alam Coban Rondo yaitu pada rencana pembikinan panggung hiburan yang berbentuk panggung terbuka. Pengawasan pada kegiatan panggung hiburan ini dilakukan setiap pra acara dan pasca acara di panggung hiburan. Dengan kata lain, selalu ada evaluasi tiap-tiap acara yang telah berlangsung, apakah ada kekurangan atau kemungkinan yang harus lebih di perhatikan. Terutama servis terhadap artis dan pengisi acara selalu menjadi pengawasan terhadap objek panggung hiburan. Karena apabila pengisi acara atau artis terpuaskan dalam pelayanan oleh manajemen pengelola panggung hiburan, maka acara demi acara yang ada di panggung terbuka berjalan dengan lancar. Pengawasan dan pengendalian lebih bersifat elastis. Selalu mengedepankan kekeluargaan terhadap karyawan, agar merasa seluruh karyawan memiliki panggung terbuka dan tidak terbebankan dalam mengelola dan mengurus panggung hiburan.

No
PENGAWASAN
BAGIAN
KETERANGAN
1.
Alat
Sound Sistem
Tim dan Crew
2.
Alat
Lighting
Tim dan Crew
3.
Barang
Kostum
Crew
4.
Barang
Tata Rias
Tim
5.
Produk
Konsumsi
Tim
6.
Output dan Input
Keuangan
Personal
7.
Alat
Kebersihan
Tim dan Crew
8.
Produk
Dekorasi Panggung
Tim
Tabel 3. Controlling terhadap bagian dan tim di pengelolaan paggung hiburan lokasi objek wisata Coban Rondo.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

            Objek wisata alam Coban Rondo yang terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur adalah objek wisata yang berupa air terjun. Coban Rondo adalah suatu objek wisata air terjun yang indah dan terletak di lereng Gunung Panderman Resor sekitar 32km jauhnya ke barat dari Kabupaten Malang. Termasuk kategori salah satu Tempat Wisata daya tarik kota Kabupaten Malang. Air terjun Coban Rondo memiliki ketinggian sekitar 84 meter. Secara geografis air terjun ini berada pada ketinggian 1.135 diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata 220c. Pada musim penghujan debit atau jatuhnya air pada Air Terjun ini mencapai hingga 150 liter per-detik, sedangkan pada musim kemarau hanya 90 liter per-detik. Konon sejarah nama Coban Rondo diambil dari kisah tentang Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.
            Objek wisata alam air terjun Coban Rondo apabila dianalisis SWOT terdapat beberapa kekuatan meliputi: 1) taman labirin; 2) paralayang (paragliding); 3) outbound; 4) rafting (arum jeram); 5) tasung (wet trekking); 6) jungle trekking; 7) kemah plus; 8) volly ball; 9) satwa dan kebun; 10) hotel and accomodation drupal theme; dan 9) rumah makan serta cemilan hangat. Kelemahan meliputi; 1) hewan monyet; 2) papan informasi; 3) toilet; 4) lahan parkir. Peluang meliputi: 1) parkir; 2) toilet; 3) papan informasi; 4) monyet; 5) pemandu wisata. Ancaman meliputi: 1) berkurangnya pengunjung akibat servis yang kurang memuaskan seperti kurang tersedianya toilet, parkir, dan pemandu wisata; 2) PT. Perhutani Alam Wisata yang mengelola jadi pemerintah daerah dalam hal ini pendapatan pajak daerah menjadi berkurang, padahal pada objek wisata alam, sangat membantu penjapatan pajak daerah yang dampaknya nanti akan membantu pembangunan daerah setempat. Akibat PT. Palawi yang mengelola maka dana yang harusnya masuk ke pemda Malang menjadi kecil.
            Metode PDOC pada objek wisata Coban Rondo meliputi Planning yaitu: 1) entertainment (hiburan, pertunjukan); 2) memperbanyak papan informasi; 3) melebarkan ruang parkir; 4) memberi ruang jalan untuk mengunjungi air terjun; 5) memperbanyak toilet; 6) memberikan pemandu yang “ramah”; 7) mendesain tata ruang Coban Rondo dengan muatan lokas setempat. Doing meliputi: 1) pembikin panggung hiburan yang berbentuk panggung terbuka; 2) memperlebar lahan parkir; 3) memperbanyak toilet; 4) memberi ruang jalan ke air terjun agar monyet yang mengganggu tidak bisa. Operasional meliputi: 1) panggung hiburan. Controlling meliputi 1) panggung hiburan (panggung terbuka).

B. Saran
            Untuk mempertahakan kontinuitas dan keberadaan objek wisata Coban Rondo, maka perlu dilakukan koordinasi yang serius dari pihak pengelola dalam hal ini PT. PERHUTANI ALAM WISATA, Unit Kerja Wana Wisata Coban Rondo dan pemerintah daerah. Selian dari pada itu, pemerhati objek wisata alam, budaya dan sejarah serta masyarakat itu sendiri agar Coban Rondo tetap asri dan dan menjadi objek wisata alam Kabupaten Malang. Mengingat Coban Rondo merupakan air terjun yang indah dan sebagai identitas masyarakat Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
            Beberapa hal yang dapat dijadikan alternatif dalam upaya melestarikan objek wisata alam Coban Rondo meliputi: (1) membuat dokumentasi audio visual dan tertulis secara terperinci sebagai ajang promosi dan menyebarkan hasilnya ke lembaga-lembaga pendidikan, kesenian dan kebudayaan, adat, masyarakat, dan instansi pemerintah supaya lebih terkenal dan bisa menambah wisatawan datang ke Coban Rondo; (2) lebih mengaktifkan lembaga-lembaga pelestari lingkungan dan alam.

KEPUSTAKAAN

A. Sumber Tercetak
Darsoprajitno, Soewarno. Ekologi Pariwisata. Bandung: Angkasa, 2002.
Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1995.
Isa, Moh. Beberapa Bacaan Tentang Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI, 1980.
Pitana, I Gede. dan Putu G. Gayatri. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005.
Sulaiman, Samsudin. Pengantar Statistika Pariwisata. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sullivan, Eleanor J. dan Phillip J. Decker. Effective Management in Nursing. California: Addison-Wesley Publishing Company, 1985.
Suwantoro, Gamal. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2004.

B. Data Internet
http://cobanrondo.co.id/, diakses tanggal 2 Desember 2013 jam 2.21 WIB.
http://gooutbound.com/pengertian-outbound-sejarah-manfaat-dan-tujuan, diakses tanggal 7 Desember 2013 jam 1.05 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia, diakses tanggal 3 Desember 2013 jam 15.31 WIB.
http://ekhardhi.blogspot.com/2010/12/pelaksanaan.html, diakses 15 Desember 2013, jam 13.30 WIB.
http://wahw33d.blogspot.com/2010/02/rahasiatentanglabirin.html#ixzz2micr8AVc, diakses tanggal 7 Desember 2013 jam 1.05 WIB.




                [1] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: CV. Rajawali, 1988),  p. 15.