Selasa, 29 April 2014

Seniman Yogyakarta (Bapak Sunaryo)

BAB I
 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
          Menurut Koentjaraningrat kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia. Selain dari pada itu, kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
          Menurut Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
          Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. Secara etimologi mendefinisikan seniman (artis) sebagai kata benda sebagai berikut: 1). Seseorang yang membuat seni; 2) Seseorang yang membuat seni sebagai sebuah pekerjaan; 3) Seseorang yang terampil di beberapa kegiatan.
          Jadi seorang artis pasti akan menghasilkan sebuah bentuk karya seni, yang bisa dinikmati oleh para penggemarnya, baik berupa seperti lukisan, musik, foto, film dan lainnya. Sedangkan penggunaan kata artis di Indonesia sering digunakan kepada setiap orang yang sering tampil di televisi untuk menghibur, kemudian disebut sebagai artis. Terkadang seorang aktor atau aktris juga sering disebut sebagai artis (seniman), karena akting adalah bukan bagian dari seni, akting hanya diarahkan oleh sutradara yang telah membuat naskah dan storyboard.
          Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu : 1) Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni musik, seni suara, dan seni sastra seperti puisi dan pantun; 2) Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art) misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya; 3) Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film, dan lain sebagainya.
          Dari keterangan diatas, seniman yang saya teliti beliau bergerak di bidang tari dan musik. Keseharian beliau dosen di perguruan tinggi negeri Institut Seni Indonesia Yogyakarta, jurusan Etnomusikologi. Beliau asli dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga terkenal di keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat karena penabuh di kerjaan tersebut. Beliau ini sangat terkenal di Yogyakarta berkat karya-karya seni pertunjukannya seperti tari-tarian tradisi dan kontemporer serta permainan musiknya yang begitu mengundang selera untuk di tonton dan di apresiasi. Beliau bernama Sunaryo, S.S.T., M.Sn. dilahirkan di Yogyakarta, 16 Mei 1951 beragama Islam, bertempat tinggal di Mergangsan Kidul Mg II/1285 Yogyakarta. Mengajar di perguruan tinggi Institut Seni Indonesia Yogyakarta beralamat di jalan Parangtritis Km 6,5 Yogyakarta, dan golongan/pangkatnya yaitu IVa/Pembina serta jabatan fungsional akademik yaitu Lektor Kepala. Telp./Faks (0274) 450011.

B. Rumusan Masalah
Melihat serta memperhatikan fenomena yang terdapat pada seniman yang bergerak di bidang tari dan musik di atas, maka penulis akan melakukan penelitian sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Prof. Dwi Marianto yaitu mencari seniman yang terkenal di Yogyakarta tapi tidak terpublik di Indonesia atau nasional. Adapun masalah yang menjadi fokus penelitian dan untuk memudahkan dalam mengkaji adalah sebagai berikut.
1. Karya-karya seni apa saja yang telah di ciptakan oleh Bapak
    Sunaryo.
2. Strategi pemasaran untuk seniman (Bapak Sunaryo) agar
    terpublik di tingkat nasional.

C. Tujuan Penelitian
          Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat beberapa tujuan utama dari pembahasan ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui apa saja karya seni Pak Naryo.
2. Untuk mengetahui apa saja strategi pemsaran yang telah Pak
    Sunaryo lakukan.
3. Memberikan Strategi Pemasaran kepada seniman karena
    penulis menempuh di Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Prodi Magister Tata Kelola Seni.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Karya-Karya Seni Bapak Sunaryo
          Secara harfiah karya adalah hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan), sedangkan seni adalah keahlian membuat karya yg bermutu tinggi (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya) dan karya yg diciptakan dengan keahlian yg luar biasa, seperti tari, lukisan, dan ukiran. Pengertian Karya Seni yaitu suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan dan terkadang ada yang bisa dimanfaatkan dan ada pula yang diciptakan hanya untuk jadi pajangan. Karya seni itu terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Karya Seni Terapan
          Seni terapan adalah karya seni yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Dengan kata lain, sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.
2. Karya Seni Murni
          Seni rupa murni (pare/fineart) merupakan seni rupa yang tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa murni diciptakan khusus berdasarkan kreativitas dan ekspresi pribadi pembuatnya. Dalam seni rupa murni, terdapat beberapa aliran gaya. Aliran gaya, yaitu aliran dalam gerakan seni rupa yang memiliki ideologi dan ciri khas yang unik dan baru dalam karya-karya yang dihasilkannya. Aliran seni rupa, di antaranya romantisme, ekspresionisme, impresionisme, dan surcalisme.
          Seniman yang bernama Sunaryo menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Tari, bidang studi komposisi tari, Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 1980. Beliau melanjutkan S2 di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta mengambil program studi penciptaan musik nusantara. Beliau pernah menjadi pembicara di beberapa event di antara pada tahun 2007 menjadi pembicara di Lokakarya Evaluasi Kurikulum dalam Rangka Pengembangan Kurikulum S1 ISI Yogyakarta dan yang menyelenggrakan kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selanjutnya menjadi pembicara di tahun yang sama yaitu 2007 pula pada acara Pengembangan Ilmu Budaya Simposium Nasional Etnokoreologi Indonesia yang menyelenggrakan kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Pernah pula menjadi pembicara di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palangkaraya Provinsi Kalimatan Tengah dengan tema Pelatihan Tradisional dan Koreologi.
          Karya ilmiah adalah suatu yang bersifat keilmuan dan secara ilmu pengetahuan memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Selain itu Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
          Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
          Tujuan karya ilmiah yaitu: 1) sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis; 2) menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya; 3) karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya; 4) membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya; dan 5) melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
          Di bawah ini akan diberi table keterangan karya penelitian, karya seni, dan artikel yang pernah dibuat oleh Bapak Sunaryo dari tahun 2005 sampai 2010 yaitu sebagai berikut.

NO.
Judul Penelitian
Tahun
1.
Regenerasi Penari Tayub di Tambakrama, Ponjong, Gunung Kidul DIY
2007
2.
Regenerasi Penari Tayub di Tambakrama, Ponjong, Gunung Kidul DIY
2008
3.
Upaya Revitalisasi Tari Yogyakarta di Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra Yogyakarta.
2009
Tabel 1. Penelitian Bapak Sunaryo di bidang keilmuan dari tahun
2007 sampai 2009.

Tahun
Judul
Penerbit/Jurnal
2008
Regenerasi Penari Tayub di Tambakrama Ponjong Gunungkidul DIY.

Mudra
2009
Revitalisasi Tari Gaya Yogyakarta di Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra Yogyakarta
Mudra
Tabel 2. Karya tulis Bapak Sunaryo yang diperuntukkan pada jurnal Mudra dari tahun 2008 dan 2009.
Judul Karya
Tingkat
Tahun
Dalam Rangka
Sebagai
1.  Tari Bedaya Manak
Daerah
2005
Penyerahan Gamelan dari Kel. Ir. Suhartoyo ke Anjungan DIY TMII Jakarta
Penata Iringan
2.  Wayang Wong Lakon Cantrik Janaloka
Daerah
2007
Festival Wayang Wopng Gaya Yoyakarta
Penata Iringan
3.  Sendratari Momotaro
Internasional
2008
HUT Institut Seni Indonesia Yogyakarta ke XXIV
Kompo-ser Musik
4.  Dramatari Ciptoning Mintaraga
Nasional
2010
Pesta Kesenian Bali Di Denpasar, Bali
Penata Iringan
5.  Dramatari Rahwana Lena
Daerah
2010
Lomba Cipta Tari Gaya Yogyakarta
Penata Iringan
Tabel 3. Karya Bapak Sunaryo dalam bentuk seni pertunjukkan tepat pertunjukan tari dan musik.
          Selain karya seni yang telah Bapak Sunaryo ciptakan, beliau juga pernah menemukan dan menerjemahkan ide-ide baru untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dalam berkeseniannya. Karya penemuan beliau yaitu Gamelan Keramik.
          Bobot sebuah karya seni, selain terlihat pada kaidah-kaidah seni yang di garap, juga akan dipengaruhi oleh tebal tipisnya kadar ”cipta” yang ada dalam karya seni tersebut. Kadar ”cipta” selalu menuntut adanya kreasi dan inovasi yang sengaja dimasukkan kedalam karya seni oleh kreator, inofator, atau penciptanya. Dalam berkreasi saya selalu mengarahkan fikiran beliau kearah yang belum terfikirkan oleh orang lain menurut pengalaman yang beliau jalani disitu akan muncul kreasi dan inovasi yang memiliki kadar cipta lebih tebal dibandingkan dengan mengekor pada pemikiran orang lain maka yang terjadi adalah imitasi yang memiliki kadar cipta sangat tipis bahkan bisa jadi tidak ada kadar ciptanya.
          Sebagai contoh, ketika beliau akan menciptakan gamelan keramik, dalam hati beliau mengatakan bahwa pemikiran orang umum tentang keramik ialah bahwa keramik merupakan benda yang terbuat dari tanah liat, biasanya untuk alat rumah tangga, untuk hiasan, dan bahan bangunan. Saat itu beliau berfikir lain yaitu dapatkah keramik bisa menjadi alat musik atau instrumen musik. Eksperimen gamelan keramik telah beliau lakukan sejak lama yaitu sejak tahun 1986 namun baru dapat di launcing pada tahun 2000 beliau ajukan untuk memenuhi ujian akhir S2 penciptaan seni. Saat itu terjadilah peristiwa budaya yang mampu menambah fungsi keramik. Mulai saat itu keramik jadi memiliki fungsi musikal. Gamelan Keramik merupakan sebuah karya seni yang memiliki kadar cipta cukup tebal.
          Gamelan keramik bahannya terbuat dari gerabah dan bentuknya seperti guci yang pembikinannya di rumah Bapak Timbul tepatnya di daerah Kasongan Bantul. Gamelan keramik ini bernada atau bertangga nada Jawa Pelog. Dibawah ini tabel keterangan penghargaan beliau.
Tahun
Bentuk Penghargaan
Pemberi
2003
Piagam  penghargaan sebagai penemu Gamelan Keramik pertama di Indonesia
Museum Rekor Indonesia (MURI)
Tabel 4. Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk Bapak Sunaryo, S.Sn, M. Sn. atas penemuan alat musik Gamelan Keramik di Yogyakarta.

B. Strategi Pemasaran untuk Bapak Sunaryo.
          Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi seniman dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah karya. “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah karya harus memiliki pasar untuk mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha dalam menjual karya, khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
          Pemasaran (marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
          Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
          Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari pemasaran akhirnya memiliki tujuan yang meliputi: 1) konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan; 2) perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat; 3) mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
          Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat; 2) faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut pandang penjual: 1) tempat yang strategis (place); 2) produk yang bermutu (product); 3) harga yang kompetitif (price); dan 4) Promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang konsumen meliputi: 1) kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants); 2) biaya konsumen (cost to the customer); 3) kenyamanan (convenience); dan 4) komunikasi (comunication).
          Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
          Pada dasarnya tiap seniman mempunyai cara sendiri untuk mengenalkan dan mempresentasikan karyanya di ranah publik. Seperti mengadakan suatu acara pameran yang disajikan dengan pertunjukan band-band pengiring atau beberapa pertunjukan yang menggoda untuk di kunjungi. Sebenarnya cara yang lebih efektik untuk mengenalkan karya seni yaitu dengan mempromosi karya. Secara definisi promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
          Beberapa teknik promosi yang biasa digunakan oleh para seniman di era sekarang ini yaitu: 1) melalui media elektronik seperti TV, Radio; 2) melalui media jejaring sosial (facebook, twitter, dll); 3) melalui email ke teman dan kenalan serta pengunjung; 4) melalui media cetak seperti koran majalah dan lain sebaginya; 5) melalui SMS ke teman-teman; 6) melalui pembicaraan atau ngobrol dengan teman atau kenalan; dan 7) melalui iklan. Serta apabila seorang seniman melalukan promosi maka dalam tujuan promosi itu meliputi: 1) menyebarkan informasi produk atau jasa kepada target pasar potensial; 2) untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba; 3) untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan; 4) untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar; 5) membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing; dan 6) membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
          Strategi yang pernah dilakukan oleh Bapak Sunaryo dalam menjual jasanya yaitu dengan mempromosikan karyanya melalui pembicaraan saja. Karena pada dasarnya Bapak Sunaryo berkarya seni dan berkecimpung di dunia seni yang ingin dicapainya hanya kepuasan diri di dalam berkesenian. Selain dari pada itu, beliau juga sebagai dosen sudah terpenuhi dalam perekonomiannya untuk menafkahi keluarganya. Bahkan pernah dari pengelola Padepokan Kesenian Bagong Kusudiharjo menawarkan beliau untuk diorbitkan menjadi penari profesional dan beliau melolaknya karena yang dicari beliau hanyalah kepuasan batin di dalam berkarya. Karena dalam konsep beliau apabila berkarya menggunakan hati maka karya itu akan abadi serta apabila berkarya dengan menggunkan “otak” maka karya itu tidak kekal. Selain dari pada itu, apabila berkarya yang tujuan intinya kepuasan, maka secara tidak langsung uang akan mengikuti.
          Pengakuan masyarakat Jogja kepada Bapak Sunaryo tidak diragukan lagi berkat karya-karyanya di bidang tari dan musik. Akan tetapi potensi besar yang Bapak Sunaryo miliki harus bisa dibagikan serta penulis berpikir bagaimana strategi yang baik untuk mengenalkan beliau di tingkat nasional. Minimal beliau sebagai pembicara seni yang bisa menginspirasi para seniman agar berkesenian menciptakan menggunakan hati bukan asal membikin karya terutama berkarya di seni pertunjukan. Seni pertunjukan (performance art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.
1. Pemasaran untuk karya Bapak Sunaryo      
          Cara yang di lakukan penulis untuk memasarkan Bapak Sunaryo yaitu menentukan sasaran pemasaran. Langkah pertama dan utama sasaran pemasaran sebab sasaran akan memberi arah bagi seluruh upaya pemasaran dan perlu sekali untuk sedini mungkin mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapai. Selain dari pada itu, sebaiknya sasaran merupakan keseimbangan antara apa yang ingin dicapai secara ideal dan apa yang dimungkinkan secara realistis. Melihat karya Pak Sunaryo bergerak di bidang jasa maka sasaran pemasaran yaitu kepada penikmat dan pelaku seni tari dan musik.
          Promosi akan selalu di gencarkan untuk karya Pak Suaryo, agar pada karya Pak Sunaryo dapat tempat di sisi penikmatnya. Selain dari pada itu, strategi yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut pandang penjualan karya jasa pada Bapak Sunaryo yaitu sebagai berikut.
a. Tempat yang strategis (place), berhubungan dengan tempat lokasi penjulan karya Pak Sunaryo bertempat harus di rumah kediamannya yaitu di jalan Mergangsan Kidul Mg II/1285 Yogyakarta serta sebagai acuan utama dalam pembelian karya Pak Sunaryo baik berbentuk souvenir maupun berbentuk CD dan DVD.
b. Produk yang bermutu (product), setiap karya Bapak Sunaryo selalu original dan beranah klasik atau tradisional maka akan memiliki penikmat tersendiri pula.
c. Harga yang kompetitif (price), dalam pemberian harga Pak Sunaryo selalu mempertimbangkan jauh dekat lokasi tempat pertunjukan karya, jadi dalam penetapan harga melihat situasi dan kondisi.
d. Promosi yang gencar (promotion), dalam mempromosikan karya Pak Sunaryo yang bergerak di bidang jasa jadi promosi yang akan di lakukan yaitu melalui media Elektronik seperti TV, Radio, melalui media jejaring sosial (facebook, twitter, dll), melalui email ke teman dan kenalan serta pengunjung, melalui media cetak seperti koran yang telah kami lakukan, melalui SMS ke teman-teman, melalui pembicaraan dan melalui iklan. Karena tujuan untuk melakukan promosi yaitu menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba, untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing, membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

         
BAB III
KESIMPULAN

          Bapak Sunaryo adalah seorang seniman asil Jogja yang telah berusia 62 tahun dan berkarya dalam bidang seni lebih kurang 50 tahun. Beliau selalu berkarya bergerak di bidang jasa yang selalu berfokus pada karya seni pertnjukan lebih tepat dalam pertunjukan seni tari dan pertunjukan seni musik. Karya-karya beliau telah di kenal di kalangan seniman masyarakat Jogja. Salah satu yang telah beliau temukan dan di tempatkan di Museum Rekor Indonesia ialah sebuah ansambel musik tradisional yang mengadopsi dari ansambel Gamelan Jawa yaitu ansambel Gamelan Keramik. Gamelan Keramik adalah suatu alat musik yang terbuat dari gerabah atau tanah dan bentuk seperti alat musik Gamelan Jawa. Selain dari pada itu, alat musik ini bernada pentatonis dan mengikuti tangga nada Jawa yaitu nada pelog.
          Beliau sebagai dosen di jurusan Etnomusikologi selalu menciptakan karya-karya, baik karya cipta maupun karya ilmiah. Keseharian beliau sebagai peneliti seni, aktifis seni, serta aktif dalam seminar, lokakarya, dan simposium. Karya tulis beliau salah satunya telah di terbitkan pada jurnal Mudra dengan judul “Revitalisasi Tari Gaya Yogyakarta di Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra Yogyakarta”. Sedangkan salah satu karya cipta beliau yaitu berjudul Dramatari Rahwana Lena sebagai penata iriangan pada tahun 2010 dalam Lomba Cipta Tari Gaya Yogyakarta.
          Strategi pemasaran yang di ajukan untuk Bapak Sunaryo agar karyanya dapat terjual dan menjadi tekenal di masyarakat luas khususnya masyarakat Indonesia yaitu tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price), dan promosi yang gencar (promotion).

KEPUSTAKAAN
A. Sumber Tercetak
Amrin, Abdulah. Strategi Pemasaran Asuran Syariah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.
Kasali, Rhenald. MEMBIDIK PASAR INDONESIA Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Marianto, M. Dwi. Menempa Quanta Mengurai Seni. Yogyakart: Badan Penerbit ISI Yogyakarta, 2011.
Retnoningsih, Ana dan Suharso. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya, 2012.
Weiss, Mitch dan Perri Gaffney. Managing Artists in Pop Music Kunci Sukses Artis dan Manajer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.

B. Data Internet
http://karyayangunik.blogspot.com/2013/01/pengertian-karya-seni.html, diakses tanggal 15 desember 2013 jam 15.30.


LAMPIRAN

Bapak Sunaryo dan istri


Bapak Sunaryo dengan para dosen dan mahasiswa Etnomusikologi mementaskan ansambel Gong Gede di Ferstival Kesenian Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar