BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Koentjaraningrat
kesenian adalah suatu
kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimana
kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan
biasanya berwujud benda-benda hasil manusia. Selain dari pada itu, kesenian adalah
bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan
rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan
dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos
berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat
dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan
solidaritas suatu masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara Seni
merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang
yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi
dapat menimbulkan perasaan indah itu seni. Seni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa
dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat
diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur
keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa
masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium
itu.
Seniman adalah istilah subyektif yang
merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang
seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang
menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra,
film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan
karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Secara etimologi mendefinisikan seniman (artis) sebagai kata benda sebagai
berikut: 1). Seseorang yang membuat seni; 2) Seseorang yang membuat seni
sebagai sebuah pekerjaan; 3) Seseorang yang terampil di beberapa kegiatan.
Jadi seorang artis pasti akan
menghasilkan sebuah bentuk karya seni, yang bisa dinikmati oleh para
penggemarnya, baik berupa seperti lukisan, musik, foto, film dan lainnya.
Sedangkan penggunaan kata artis di Indonesia sering digunakan kepada setiap
orang yang sering tampil di televisi untuk menghibur, kemudian disebut sebagai
artis. Terkadang seorang aktor atau aktris juga sering disebut sebagai artis
(seniman), karena akting adalah bukan bagian dari seni, akting hanya diarahkan
oleh sutradara yang telah membuat naskah dan storyboard.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan
apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan
baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin
untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari
orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk
mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang
digunakan terbagi 3 yaitu : 1) Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran
atau (audio art), misalnya seni musik, seni suara, dan seni sastra seperti
puisi dan pantun; 2) Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)
misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya; 3)
Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual
art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film, dan lain sebagainya.
Dari keterangan diatas, seniman yang
saya teliti beliau bergerak di bidang tari dan musik. Keseharian beliau dosen
di perguruan tinggi negeri Institut Seni Indonesia Yogyakarta, jurusan
Etnomusikologi. Beliau asli dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga terkenal
di keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat karena penabuh di kerjaan
tersebut. Beliau ini sangat terkenal di Yogyakarta berkat karya-karya seni
pertunjukannya seperti tari-tarian tradisi dan kontemporer serta permainan
musiknya yang begitu mengundang selera untuk di tonton dan di apresiasi. Beliau
bernama Sunaryo, S.S.T., M.Sn. dilahirkan di Yogyakarta, 16 Mei 1951 beragama
Islam, bertempat tinggal di Mergangsan Kidul Mg II/1285 Yogyakarta. Mengajar di
perguruan tinggi Institut Seni Indonesia Yogyakarta beralamat di jalan
Parangtritis Km 6,5 Yogyakarta, dan golongan/pangkatnya yaitu IVa/Pembina serta
jabatan fungsional akademik yaitu Lektor Kepala. Telp./Faks (0274) 450011.
B. Rumusan Masalah
Melihat
serta memperhatikan fenomena yang terdapat pada seniman yang bergerak di bidang
tari dan musik di atas, maka penulis akan melakukan penelitian sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh Prof. Dwi Marianto yaitu mencari seniman yang
terkenal di Yogyakarta tapi tidak terpublik di Indonesia atau nasional. Adapun
masalah yang menjadi fokus penelitian dan untuk memudahkan dalam mengkaji
adalah sebagai berikut.
1. Karya-karya seni apa saja yang telah di ciptakan oleh
Bapak
Sunaryo.
2. Strategi pemasaran untuk seniman (Bapak Sunaryo) agar
terpublik di tingkat
nasional.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
terdapat beberapa tujuan utama dari pembahasan ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui
apa saja karya seni Pak Naryo.
2. Untuk mengetahui apa saja strategi pemsaran yang telah Pak
Sunaryo lakukan.
3. Memberikan Strategi Pemasaran kepada seniman karena
penulis menempuh di
Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Prodi Magister Tata
Kelola Seni.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karya-Karya Seni
Bapak Sunaryo
Secara
harfiah karya adalah hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil
karangan), sedangkan seni adalah keahlian membuat karya yg bermutu tinggi
(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya) dan karya yg diciptakan dengan
keahlian yg luar biasa, seperti tari, lukisan, dan ukiran. Pengertian Karya
Seni yaitu suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur
keindahan dan terkadang ada yang bisa dimanfaatkan dan ada pula yang diciptakan
hanya untuk jadi pajangan. Karya seni itu terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Karya
Seni Terapan
Seni terapan adalah karya seni yang
dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
psikologis (kejiwaan) manusia. Seni terapan memiliki fungsi guna atau pakai.
Dengan kata lain, sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai
benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia.
Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat,
benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan
furniture.
2. Karya
Seni Murni
Seni rupa murni (pare/fineart) merupakan seni rupa yang tidak memperhatikan unsur
praktis. Karya seni rupa murni diciptakan khusus berdasarkan kreativitas dan
ekspresi pribadi pembuatnya. Dalam seni rupa murni, terdapat beberapa aliran
gaya. Aliran gaya, yaitu aliran dalam gerakan seni rupa yang memiliki ideologi
dan ciri khas yang unik dan baru dalam karya-karya yang dihasilkannya. Aliran
seni rupa, di antaranya romantisme, ekspresionisme, impresionisme, dan
surcalisme.
Seniman yang bernama Sunaryo
menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Tari, bidang studi komposisi tari,
Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 1980. Beliau melanjutkan S2 di Sekolah
Tinggi Seni Indonesia Surakarta mengambil program studi penciptaan musik
nusantara. Beliau pernah menjadi pembicara di beberapa event di antara pada
tahun 2007 menjadi pembicara di Lokakarya Evaluasi Kurikulum dalam Rangka
Pengembangan Kurikulum S1 ISI Yogyakarta dan yang menyelenggrakan kampus
Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selanjutnya menjadi pembicara di tahun yang
sama yaitu 2007 pula pada acara Pengembangan Ilmu Budaya Simposium Nasional
Etnokoreologi Indonesia yang menyelenggrakan kampus Institut Seni Indonesia
Yogyakarta. Pernah pula menjadi pembicara di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Palangkaraya Provinsi Kalimatan Tengah dengan tema Pelatihan Tradisional dan
Koreologi.
Karya ilmiah adalah suatu yang
bersifat keilmuan dan secara ilmu pengetahuan memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan. Selain itu Karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa
dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan
skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala
kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan
kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar
dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan
kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian.
Tujuan karya ilmiah yaitu: 1) sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis; 2) menumbuhkan etos ilmiah di
kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan,
tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam
bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya; 3) karya
ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya; 4) membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah
yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya; dan 5)
melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Di bawah ini akan diberi table keterangan
karya penelitian, karya seni, dan artikel yang pernah dibuat oleh Bapak Sunaryo
dari tahun 2005 sampai 2010 yaitu sebagai berikut.
NO.
|
Judul Penelitian
|
Tahun
|
1.
|
Regenerasi Penari Tayub di
Tambakrama, Ponjong, Gunung Kidul DIY
|
2007
|
2.
|
Regenerasi Penari Tayub di
Tambakrama, Ponjong, Gunung Kidul DIY
|
2008
|
3.
|
Upaya Revitalisasi Tari Yogyakarta di
Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra Yogyakarta.
|
2009
|
Tabel 1. Penelitian Bapak Sunaryo di
bidang keilmuan dari tahun
2007 sampai 2009.
Tahun
|
Judul
|
Penerbit/Jurnal
|
2008
|
Regenerasi Penari Tayub di Tambakrama
Ponjong Gunungkidul DIY.
|
Mudra
|
2009
|
Revitalisasi Tari Gaya Yogyakarta di
Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra Yogyakarta
|
Mudra
|
Tabel 2. Karya tulis Bapak Sunaryo yang
diperuntukkan pada jurnal Mudra dari tahun 2008 dan 2009.
Judul Karya
|
Tingkat
|
Tahun
|
Dalam Rangka
|
Sebagai
|
1. Tari
Bedaya Manak
|
Daerah
|
2005
|
Penyerahan Gamelan dari Kel. Ir.
Suhartoyo ke Anjungan DIY TMII Jakarta
|
Penata Iringan
|
2. Wayang
Wong Lakon Cantrik Janaloka
|
Daerah
|
2007
|
Festival Wayang Wopng Gaya Yoyakarta
|
Penata Iringan
|
3. Sendratari
Momotaro
|
Internasional
|
2008
|
HUT Institut Seni Indonesia
Yogyakarta ke XXIV
|
Kompo-ser Musik
|
4. Dramatari
Ciptoning Mintaraga
|
Nasional
|
2010
|
Pesta Kesenian Bali Di Denpasar, Bali
|
Penata Iringan
|
5. Dramatari
Rahwana Lena
|
Daerah
|
2010
|
Lomba Cipta Tari Gaya Yogyakarta
|
Penata Iringan
|
Tabel 3.
Karya Bapak Sunaryo dalam bentuk seni pertunjukkan tepat pertunjukan tari dan
musik.
Selain
karya seni yang telah Bapak Sunaryo ciptakan, beliau juga pernah menemukan dan
menerjemahkan ide-ide baru untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dalam
berkeseniannya. Karya penemuan beliau yaitu Gamelan Keramik.
Bobot sebuah karya seni, selain
terlihat pada kaidah-kaidah seni yang di garap, juga akan dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kadar ”cipta” yang ada dalam karya seni tersebut. Kadar ”cipta”
selalu menuntut adanya kreasi dan inovasi yang sengaja dimasukkan kedalam karya
seni oleh kreator, inofator, atau penciptanya. Dalam berkreasi saya selalu
mengarahkan fikiran beliau kearah yang belum terfikirkan oleh orang lain
menurut pengalaman yang beliau jalani disitu akan muncul kreasi dan inovasi
yang memiliki kadar cipta lebih tebal dibandingkan dengan mengekor pada
pemikiran orang lain maka yang terjadi adalah imitasi yang memiliki kadar cipta
sangat tipis bahkan bisa jadi tidak ada kadar ciptanya.
Sebagai contoh, ketika beliau akan
menciptakan gamelan keramik, dalam hati beliau mengatakan bahwa pemikiran orang
umum tentang keramik ialah bahwa keramik merupakan benda yang terbuat dari
tanah liat, biasanya untuk alat rumah tangga, untuk hiasan, dan bahan bangunan.
Saat itu beliau berfikir lain yaitu dapatkah keramik bisa menjadi alat musik
atau instrumen musik. Eksperimen gamelan keramik telah beliau lakukan sejak
lama yaitu sejak tahun 1986 namun baru dapat di launcing pada tahun 2000 beliau ajukan untuk memenuhi ujian akhir
S2 penciptaan seni. Saat itu terjadilah peristiwa budaya yang mampu menambah
fungsi keramik. Mulai saat itu keramik jadi memiliki fungsi musikal. Gamelan
Keramik merupakan sebuah karya seni yang memiliki kadar cipta cukup tebal.
Gamelan keramik bahannya terbuat dari
gerabah dan bentuknya seperti guci yang pembikinannya di rumah Bapak Timbul
tepatnya di daerah Kasongan Bantul. Gamelan keramik ini bernada atau bertangga
nada Jawa Pelog. Dibawah ini tabel keterangan penghargaan beliau.
Tahun
|
Bentuk Penghargaan
|
Pemberi
|
2003
|
Piagam penghargaan sebagai
penemu Gamelan Keramik pertama di Indonesia
|
Museum Rekor Indonesia (MURI)
|
Tabel 4. Penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (Muri) untuk Bapak Sunaryo, S.Sn, M. Sn. atas penemuan alat musik
Gamelan Keramik di Yogyakarta.
B. Strategi Pemasaran untuk Bapak Sunaryo.
Strategi pemasaran merupakan hal yang
sangat penting bagi seniman dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara
mencapai tujuan dari sebuah karya. “Strategi adalah serangkaian rancangan besar
yang menggambarkan bagaimana sebuah karya harus memiliki pasar untuk mencapai
tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha dalam menjual karya, khususnya
diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat
kondisi kritis justru usaha yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap
pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu
yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan
dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
Pemasaran (marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya
dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya.
Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia
tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya
yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka
manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan
sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan
produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran
disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan
prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Berdasarkan definisi di atas, proses
pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari
pemasaran akhirnya memiliki tujuan yang meliputi: 1) konsumen potensial
mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat
menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan; 2) perusahaan
dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari
penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk,
komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan
konsumen secara cepat; 3) mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa
sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran
berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) faktor mikro, yaitu
perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat; 2) faktor makro, yaitu
demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut pandang
penjual: 1) tempat yang strategis (place); 2) produk yang bermutu (product); 3)
harga yang kompetitif (price); dan 4) Promosi yang gencar (promotion).
Sedangkan dari sudut pandang konsumen meliputi: 1) kebutuhan dan keinginan
konsumen (customer needs and wants); 2) biaya konsumen (cost to the customer);
3) kenyamanan (convenience); dan 4) komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas
ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang
diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun
perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya
koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian
pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan
kegiatan pemasaran.
Pada dasarnya tiap seniman mempunyai
cara sendiri untuk mengenalkan dan mempresentasikan karyanya di ranah publik.
Seperti mengadakan suatu acara pameran yang disajikan dengan pertunjukan
band-band pengiring atau beberapa pertunjukan yang menggoda untuk di kunjungi.
Sebenarnya cara yang lebih efektik untuk mengenalkan karya seni yaitu dengan
mempromosi karya. Secara definisi promosi adalah upaya untuk memberitahukan
atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk
membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor
mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
Beberapa teknik promosi yang biasa
digunakan oleh para seniman di era sekarang ini yaitu: 1) melalui media elektronik
seperti TV, Radio; 2) melalui media jejaring sosial (facebook, twitter, dll);
3) melalui email ke teman dan kenalan serta pengunjung; 4) melalui media cetak
seperti koran majalah dan lain sebaginya; 5) melalui SMS ke teman-teman; 6)
melalui pembicaraan atau ngobrol dengan teman atau kenalan; dan 7) melalui
iklan. Serta apabila seorang seniman melalukan promosi maka dalam tujuan
promosi itu meliputi: 1) menyebarkan informasi produk atau jasa kepada target
pasar potensial; 2) untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba; 3)
untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan; 4) untuk
menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar; 5) membedakan serta
mengunggulkan produk dibanding produk pesaing; dan 6) membentuk citra produk di
mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Strategi yang pernah dilakukan oleh
Bapak Sunaryo dalam menjual jasanya yaitu dengan mempromosikan karyanya melalui
pembicaraan saja. Karena pada dasarnya Bapak Sunaryo berkarya seni dan
berkecimpung di dunia seni yang ingin dicapainya hanya kepuasan diri di dalam
berkesenian. Selain dari pada itu, beliau juga sebagai dosen sudah terpenuhi
dalam perekonomiannya untuk menafkahi keluarganya. Bahkan pernah dari pengelola
Padepokan Kesenian Bagong Kusudiharjo menawarkan beliau untuk diorbitkan
menjadi penari profesional dan beliau melolaknya karena yang dicari beliau
hanyalah kepuasan batin di dalam berkarya. Karena dalam konsep beliau apabila
berkarya menggunakan hati maka karya itu akan abadi serta apabila berkarya
dengan menggunkan “otak” maka karya itu tidak kekal. Selain dari pada itu,
apabila berkarya yang tujuan intinya kepuasan, maka secara tidak langsung uang
akan mengikuti.
Pengakuan masyarakat Jogja kepada
Bapak Sunaryo tidak diragukan lagi berkat karya-karyanya di bidang tari dan
musik. Akan tetapi potensi besar yang Bapak Sunaryo miliki harus bisa dibagikan
serta penulis berpikir bagaimana strategi yang baik untuk mengenalkan beliau di
tingkat nasional. Minimal beliau sebagai pembicara seni yang bisa menginspirasi
para seniman agar berkesenian menciptakan menggunakan hati bukan asal membikin
karya terutama berkarya di seni pertunjukan. Seni pertunjukan (performance art) adalah karya seni yang
melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan
hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya
kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi
biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan
istilah 'seni pertunjukan' (performing
arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni
konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih
ke arah seni kontemporer.
1. Pemasaran untuk karya Bapak Sunaryo
Cara yang di lakukan penulis untuk
memasarkan Bapak Sunaryo yaitu menentukan sasaran pemasaran. Langkah pertama
dan utama sasaran pemasaran sebab sasaran akan memberi arah bagi seluruh upaya
pemasaran dan perlu sekali untuk sedini mungkin mengetahui dengan jelas apa
yang ingin dicapai. Selain dari pada itu, sebaiknya sasaran merupakan keseimbangan
antara apa yang ingin dicapai secara ideal dan apa yang dimungkinkan secara
realistis. Melihat karya Pak Sunaryo bergerak di bidang jasa maka sasaran
pemasaran yaitu kepada penikmat dan pelaku seni tari dan musik.
Promosi akan selalu di gencarkan untuk
karya Pak Suaryo, agar pada karya Pak Sunaryo dapat tempat di sisi penikmatnya.
Selain dari pada itu, strategi yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari
sudut pandang penjualan karya jasa pada Bapak Sunaryo yaitu sebagai berikut.
a. Tempat yang strategis (place), berhubungan dengan tempat
lokasi penjulan karya Pak Sunaryo bertempat harus di rumah kediamannya yaitu di
jalan Mergangsan Kidul Mg
II/1285 Yogyakarta serta sebagai acuan utama dalam pembelian karya Pak Sunaryo
baik berbentuk souvenir maupun berbentuk CD dan DVD.
b. Produk yang bermutu (product), setiap karya Bapak Sunaryo
selalu original dan beranah klasik atau tradisional maka akan memiliki penikmat
tersendiri pula.
c. Harga yang kompetitif (price), dalam pemberian harga Pak
Sunaryo selalu mempertimbangkan jauh dekat lokasi tempat pertunjukan karya,
jadi dalam penetapan harga melihat situasi dan kondisi.
d. Promosi yang gencar (promotion), dalam mempromosikan
karya Pak Sunaryo yang bergerak di bidang jasa jadi promosi yang akan di
lakukan yaitu melalui media Elektronik seperti TV, Radio, melalui media
jejaring sosial (facebook, twitter, dll), melalui email ke teman dan kenalan
serta pengunjung, melalui media cetak seperti koran yang telah kami lakukan,
melalui SMS ke teman-teman, melalui pembicaraan dan melalui iklan. Karena
tujuan untuk melakukan promosi yaitu menyebarkan informasi produk kepada target
pasar potensial, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba, untuk
mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk menjaga
kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, membedakan serta mengunggulkan
produk dibanding produk pesaing, membentuk citra produk di mata konsumen sesuai
dengan yang diinginkan.
BAB
III
KESIMPULAN
Bapak Sunaryo adalah seorang seniman
asil Jogja yang telah berusia 62 tahun dan berkarya dalam bidang seni lebih
kurang 50 tahun. Beliau selalu berkarya bergerak di bidang jasa yang selalu
berfokus pada karya seni pertnjukan lebih tepat dalam pertunjukan seni tari dan
pertunjukan seni musik. Karya-karya beliau telah di kenal di kalangan seniman
masyarakat Jogja. Salah satu yang telah beliau temukan dan di tempatkan di
Museum Rekor Indonesia ialah sebuah ansambel musik tradisional yang mengadopsi
dari ansambel Gamelan Jawa yaitu ansambel Gamelan Keramik. Gamelan Keramik
adalah suatu alat musik yang terbuat dari gerabah atau tanah dan bentuk seperti
alat musik Gamelan Jawa. Selain dari pada itu, alat musik ini bernada
pentatonis dan mengikuti tangga nada Jawa yaitu nada pelog.
Beliau sebagai dosen di jurusan
Etnomusikologi selalu menciptakan karya-karya, baik karya cipta maupun karya
ilmiah. Keseharian beliau sebagai peneliti seni, aktifis seni, serta aktif
dalam seminar, lokakarya, dan simposium. Karya tulis beliau salah satunya telah
di terbitkan pada jurnal Mudra dengan judul “Revitalisasi Tari Gaya Yogyakarta di
Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra Yogyakarta”. Sedangkan salah satu karya cipta
beliau yaitu berjudul Dramatari Rahwana Lena sebagai penata iriangan pada tahun
2010 dalam Lomba Cipta Tari Gaya Yogyakarta.
Strategi pemasaran yang di ajukan
untuk Bapak Sunaryo agar karyanya dapat terjual dan menjadi tekenal di
masyarakat luas khususnya masyarakat Indonesia yaitu tempat yang strategis
(place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price), dan promosi
yang gencar (promotion).
KEPUSTAKAAN
A. Sumber Tercetak
Amrin, Abdulah. Strategi Pemasaran
Asuran Syariah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.
Kasali, Rhenald. MEMBIDIK PASAR INDONESIA Segmentasi, Targeting, dan Positioning.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Marianto, M. Dwi. Menempa Quanta Mengurai Seni. Yogyakart: Badan Penerbit ISI
Yogyakarta, 2011.
Retnoningsih,
Ana dan Suharso. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Semarang: Widya Karya, 2012.
Weiss, Mitch dan Perri Gaffney. Managing Artists in Pop Music Kunci Sukses Artis dan Manajer.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
B. Data Internet
http://karyayangunik.blogspot.com/2013/01/pengertian-karya-seni.html,
diakses tanggal 15 desember 2013 jam 15.30.
Bapak
Sunaryo dengan para dosen dan mahasiswa Etnomusikologi mementaskan ansambel
Gong Gede di Ferstival Kesenian Yogyakarta.
LAMPIRAN
Bapak Sunaryo dan istri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar