Sabtu, 31 Mei 2014

Jurai Pepadun LAMPUNG

Marga Nyunyai

            Masyarakat yang melakukan Begawei Mepadun Munggahi Bumei adalah Marga Nyunyai kelompok dari Abung Siwo Migo (abung sembilan marga) masyarakat adat jurai Pepadun yang ada di Kelurahan Kota Alam Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Masyarakat yang terdapat di Kelurahan Kota Alam Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara, selain suku asli Lampung jurai Pepadun memiliki suku pendatang dari daerah lain yang telah menjadi warga dan menetap di kampung tersebut, yaitu: 1). Suku Jawa; 2). Suku Ogan; dan 3). Suku Batak.[1]
            Menurut Marwansyah Warganegara, masyarakat Lampung mula-mula bermukim di daerah Sekalabrak yang berada di sekitar Gunung Pesagi hingga tepian Danau Ranau, yang sekarang menjadi Kabupaten Lampung Barat.[2] Terdapat empat Empu yang merupakan cikal bakal masyarakat Lampung, keempat empu tersebut adalah: Empu Canggih bergelar Ratu Di Puncak, Empu Serunting Bergelar Ratu Di Pugung, Empu Rakihan bergelar Ratu Di Belalaw, dan Empu Aji Saka bergelar Ratu Di Pemanggilan.[3]
            Singkat cerita yang membentuk kelompok jurai Pepadun Abung Siwo Migo adalah Empu Canggih bergelar Ratu Di Puncak yang beristri tiga. Ketiga orang istri Empu Canggih tersebut adalah Puteri Laut Lebu yang melahirkan anak puteri Nuban, Puteri Ranau yang melahirkan anak Nunyai dan Unyi, Puteri Pagaruyung yang melahirkan anak Betan lebih dikenal dengan nama Subing.[4]
            Abad ke 14 terjadi migrasi dari daerah Sekalabrak ke seluruh wilayah Lampung, dikisahkan Empu Canggih melakukan perjalanan mencari daerah baru untuk mendirikan perkampungan, bermigrasi Empu Canggih ke daerah Selabung selanjutnya pindah lagi ke Canguk Gaccak. Lokasi Canguk Gaccak inilah sebagai tempat bergabungnya marga-marga seperti marga Kunang, marga Anak Tuho, marga Selagai, marga Nyerupa dan marga Beliuk untuk menjadi satu kelompok yang dinamakan Abung Siwo Migo.[5]
            Menurut Imam Yang Suttan, bahwa Nyunyai gelar adat Minak Trio Deso hidup pada tahun 1670 sampai dengan 1775. Minak Trio Deso memiliki maju (istri) dua, yang pertama Minak Rajo Lemawung dari daerah Melinting dan yang kedua Minak Munggah Dabung dari daerah Sekipi. Dari istri yang pertama memiliki anak keturunan yaitu Minak Penatih Tuho, sedangkan dari istri yang kedua memiliki anak keturunan Minak Krio Demung Latco, dan Minak Kebahyang.[6]
            Beliau Minak Penatih Tuho menurunkan anak keturunannya yang pertama Minak Semelasem, yang kedua Minak Gutti Selango (Krio Lanang Jayo). Beliau Minak Krio Demung Latco menurunkan anak keturunannya di Kampung Surakarta, Kampung Mulang Maya, Kampung Bandar Abung, sedangkan beliau Minak Kebahyang menurunkan anak keturunanya di Kampung Blambangan dan Kampung Kota Alam.[7]
            Masyarakat Kampung Kota Alam memiliki marga (keturunan) dari Nyunyai yang bergelar Minak Trio Diso melalui istri yang kedua Minak Munggah Dabung. Minak Munggah Dabung memiliki dua anak dan salah satu anaknya yang kedua yaitu Kebahyang menurunkan keturunannya di Kampung Kota Alam serta tergolong kelompok Abung Siwo Migo jurai Pepadun.[8] Masyarakat Kampung Kota Alam memiliki istilah sukeu (kelompok masyarakat yang dikelompokkan dalam satu wilayah akan tetapi masih dalam satu kesatuan Kampung Kota Alam). Sukeu-sukeu masyarakat Kampung Kota Alam yaitu sukeu Bilik Gabo, sukeu Balai Dunio, sukeu Ruang Tengah, sukeu Bilik Libo, dan sukeu Bujung.[9]
            Menurut keterangan Jainudin, sukeu-sukeu di Kampung Kota Alam memiliki dua kelompok, yaitu kelompok sukeu pendatang dan kelompok sukeu asli. Yang dimaksud kelompok pendatang, adalah kelompok  masyarakat dari daerah lain yang bergabung dalam adat istiadat masyarakat Kampung Kota Alam. Kelompok masyarakat ini, setelah mematuhi dan mengerti adat istiadat Kampung Kota Alam mereka diberikan tempat wilayah di Kampung Kota Alam. Sukeu-sukeu dalam golongan kelompok masyarakat pendatang dinamakan sukeu Bilik Libo dan sukeu Bujung. Yang dimaksud kelompok asli yaitu masyarakat asli marga (keturunan) dari Nyunyai dan sukeu-sukeu dalam golongan kelompok masyarakat asli dinamakan sukeu Bilik Gabo, sukeu Balai Dunio, dan sukeu Ruang Tengah.[10]
            Prosesi Begawei Mepadun Munggahi Bumei yang berada di Kampung Kota Alam terdapat di wilayah sukeu Ruang Tengah. Tuan rumah (saybul hajad) yang melakukan Begawei Mepadun yaitu Suttan Mergo Abung sebagai penyimbang Tuan Rajo Pengiran, serta Suttan Ninggau Migo sebagai penyimbang Pengiran Mangku Negara, dan Tengku Abdi Negara. Akan tetapi dikarenakan saybul hajad Bapak Zainal gelar adat Suttan Rajo Diningrat, Bapak Ajas gelar adat Suttan Mangku Negara, dan Bapak Fatha Suttan Abdi Negara telah mengambil gelar adat tertinggi di jurai Pepadun, maka mereka tidak lagi menjadikan Suttan Mergo Abung dan Suttan Ninggau Migo menjadi penyimbang (pemimpin adat) mereka, melainkan mereka sendiri telah menjadi penyimbang di dalam keluarga dan anak keturunan mereka.
            Bapak Fatha gelar adat Tengku Abdi Negara yang sekarang telah bergelar adat yang tertinggi di jurai Pepadun yaitu Suttan Abdi Negara ini yang baru saja menikah tanggal 28 Februari 2013, beliaulah syarat acara Begawei Mepadun ini berlangsung. Dikarenakan tidak akan ada acara Begawei Mepadun berlangsung apabila tidak ada yang melakukan pernikahan, setelah ada masyarakat adat yang menikah barulah perundingan keluarga besar untuk melakukan prosesi Begawei Mepadun Munggahi Bumei. Bagan di bawah ini menjelaskan silsilah Kampung Kota Alam.

 Keterangan:
---------    = Silsilah Kampung Kota Alam dan Sukeu
                = saybul hajad yang melakukan Begawei Mepadun Munggahi Bumei
I (Italic) = Sukeu Asli (Warga Asli), Sukeu Pendatang (Warga Pendatang)
U (Underline) = Nama (Kampung/Kelurahan) yang masih satu asal keturunan
B (Bold) = Appuw Tuyuk (Kakek Moyang) Asal Muasal
I (Italic), B (Bold) = Penyimbang saybul hajad
B (Bold), U (Underline) = saybul hajad yang mengambil gelar adat suttan.

1. Abung Siwo Migo
            Abung Siwo Migo berarti abung sembilan marga, yaitu: 1). Marga Nyunyai; 2). Marga Unyi; 3). Marga Nuban; 4). Marga Subing; 5). Marga Kunang; 6). Marga Anak Tuho; 7). Marga Selagai; 8). Marga Nyerupa; dan 9). Marga Beliuk. Penyebaran kampung-kampung (kelurahan) Abung Siwo Migo di Provinsi Lampung,[11] sebagai berikut.
a. Marga Nyunyai
            Marga Nyunyai yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung-kampung (kelurahan) seluruh Kabupaten Lampung Utara, penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Kota Alam; 2). Kampung Blambangan; 3). Kampung Bumi Abung Marga; 4). Kampung Surakarta; 5). Kampung Bandar Abung; 6). Kampung Mulang Maya; 7). Kampung Gedung Nyapah; 8). Kampung Pungguk Lama; 9). Kampung Penagan Ratu; 10). Kampung Negeri Kegelungan; 11). Kampung Labuhan Dalem; 12). Kampung Banjar Abung; 13). Kampung Kotabumi Ilir; 14). Kampung Kotabumi Tengah; 15). Kampung Kotabumi Udik; 16). Kampung Bumi Nabung Way Abung; 17) Kampung Bumi Nabung Way Seputih; 18). Kampung Bumi Nabung Cappang; dan 19). Kampung Cahaya Negeri.[12]
b. Marga Unyi
            Marga Unyi yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung (kelurahan) Kabupaten Lampung Tengah, penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Gunung Sugih Way Seputih; 2). Kampung Gunung Sugih Baru; 3). Kampung Surobayo Ilir; 4). Kampung Surobayo Udik; 5). Kampung Buyut Ilir; 6). Kampung Buyut Udik; 7). Kampung Rantau Jaya; 8). Kampung Teluk Dalem Way Seputih; 9). Kampung Rantau Jaya; dan 10) Kampung Sukadana.[13]
c. Marga Subing
            Marga Subing yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung (kelurahan) Kabupaten Lampung Tengah, penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Terbanggi Besar; 2). Kampung Terbanggi Ilir; 3) Kampung Terbanggi Labuhan; 4) Kampung Terbanggi Marga; 5). Kampung Terbanggi Agung; 6). Kampung Terbanggi Subing; 7). Kampung MetaramTua; 8). Kampung Metara Ilir; 9). Kampung Metaram Baru; 10) Kampung Metaram Marga;  11). Kampung Lempuyang Bandar; 12). Kampung Rajo Bbaso Batang Hari; 13). Kampung Rajo Baso Lamo; 14). Kampung Rajo Baso Baru; 15). Kampung Labuhan Ratu Megeraw; 16). Kampung Jepara Panet; 17). Kampung Indra Subing; dan 18). Kampung Semangka Kota Agung.[14]

d. Marga Nuban
            Marga Nuban yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung-kampung (kelurahan) Kabupaten Lampung Tengah, penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Bumi Jawo; 2). Kampung Bumi Tinggi; 3). Kampung Bumi Ratu; 4). Kampung Kampung Gunung Tigo; 5). Kampung Lihan; 6). Kampung Gedung Dalem; dan 7). Kampung Suraja Nuban.[15]
e. Marga Nyerupa
            Marga Nyerupa tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung (kelurahan), penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Komering Putih; 2) Kampung Komering Agung; dan 3). Kampung Fajar Bulan.[16]
f. Marga Beliuk
            Marga Beliuk yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung (kelurahan), penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Bandar Putih; 2). Kampung Tanjung Ratu; 3). Kampung Gedung Ratu; 4). Kampung Negeri Nabun; 5). Kampung Negeri Nabun; 6). Kampung Negeri Jematen; dan 7). Kampung Negeri Tua.[17]
g. Marga Kunang
            Marga Kunang yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung (kelurahan), Kabupaten Lampung Tengah dan penyebaran kampungnya yaitu: 1). Kampung Aji Kagungan; 2). Kampung Pager; 3). Kampung Tanjung Kemalo; 4). Kampung Negaro Ratu Natar; 5). Kampung Negaro Ratu Masgar; dan 6). Kampung Labuhan Ratu Tanjung Karang.[18]
h. Marga Selagai
            Marga Selagai yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung (kelurahan) Kabupaten Lampung Utara, penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Pekurun; 2). Kampung Negeri Agung; 3). Kampung Tanjung Ratu Selagai; 4). Kampung Gedung Nyapah Selagai; 5). Kampung Negeri Katun; 6). Kampung Gedung Wani; 7). Kampung Nyappir; dan 8). Kampung Gedung Gematti.[19]
i. Marga Anak Tuho
            Marga Anak Tuho yang tergolong kelompok Abung Siwo Migo menyebar di kampung-kampung (kelurahan) Kabupaten Lampung Tengah, penyebaran kampung-kampungnya yaitu: 1). Kampung Padang Ratu; 2). Kampung Haduyang; 3). Kampung Kuripan; 4). Kampung Tanjung Harapan; 5). Kampung Negaro Bumi Udik 6). Kampung Negaro Aji Tuho; 7). Kampung Negaro Bumi Ilir; 8). Kampung Bumi Aji Tuho; dan 9). Kampung Aji Pemanggilan.[20]





Footnoot:
         [1]Wawancara dengan Rahman tanggal 15 Maret 2013 di rumah kediamannya, diijinkan untuk dikutip.
    [2]http://institut-lampungologi.blogspot.com/2009/05/asal-usul-suku-lampung.html diakses tanggal 10 Maret 2013.  
    [3]Ibid.
    [4]Ibid.
    [5]Ibid.
    [6]Iman Yang Suttan, Seratus Tigo Genep Wo Ganjil (Lampung Utara: t.p., 1993), p. 50.
    [7]Ibid.
   [8]Wawancara dengan Sarbini tanggal 13 Maret 2013, di rumah kediaman Saiful Dermawan, diijinkan untuk dikutip.
    [9]Wawancara dengan Firmansyah tanggal 15 Maret 2013 di rumah kediamannya kampung Kota Alam, diijinkan untuk dikutip.  
    [10]Wawancara dengan Jainudin tanggal 4 Maret 2013 di rumah Zainudin kampung Kota Alam, diijinkan untuk dikutip.
    [11]Wawancara dengan Alam Syah tanggal 16 Maret 2013 di rumah kediamannya daerah perumnas Tulung Mili,diijinkan untuk dikutip.
                [12]Ibid.
                [13]Ibid.
                [14]Ibid.
                [15]Ibid.
                [16]Ibid.
                [17]Ibid.
                [18]Ibid.
                [19]Ibid.
                [20]Ibid.

4 komentar:

  1. Artikel yang wawai . akhir nya ikam dapek pandai sejarah tiyuh ikam .. Kota alam .. ^_^ ..
    Sorry web nya blm jadi krn lagi kejar Deadline Tugas Akhir .

    BalasHapus
    Balasan
    1. trimokasih pak ade,. :) di tunggu amen gehino WEB nya,.

      Hapus
  2. Marga anak tuho kurang kampung negara haji baru waghei

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus